18 Juli 2023

Solusi Mengajak Anak Makan Lahap untuk Optimalkan Tumbuh Kembang

By KALBE Nutritionals

Momentum Hari Anak Nasional tahun ini mengangkat tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Salah satu upaya melindungi anak yang perlu dilakukan orang tua untuk mendukung tumbuh kembang optimalnya adalah menyediakan nutrisi tepat sesuai kebutuhan. Namun, ada kalanya anak justru menunjukkan masalah makan (feeding difficulties). Kesulitan makan dapat dicurigai ketika anak menunjukkan satu atau lebih gejala dan tanda seperti penolakan makan yang berlangsung lebih dari 1 bulan, waktu makan yang terlalu lama, waktu makan yang membuat stres, distraksi saat meningkatkan asupan, kurangnya pemberian makan mandiri yang tepat, pemberian ASI yang berkepanjangan, makan nokturnal, dan gagal untuk maju ke tekstur makanan yang berbeda. Ternyata masalah ini umum dialami orang tua di Indonesia, bahkan di berbagai negara lain. Tentu ini menyulitkan orang tua dan berpotensi menjadi masalah karena di masa-masa pertumbuhan, banyak zat gizi yang dibutuhkan anak.

Memahami kondisi ini, PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) melalui brand yang peduli pada kesehatan dan tumbuh kembang anak yaitu Morinaga meluncurkan Morinaga Morigro yang bertujuan membantu optimalkan nutrisi anak, sehingga tumbuh kembangnya tidak terganggu oleh perilaku susah makan.

Ditemui di acara “Anak Makan Lahap, GROMAXimal (18/07), Junita, Business Unit Head Morinaga GUM, KALBE Nutritionals menyebut rendahnya keinginan anak untuk makan bisa jadi gejala dari masalah kesehatan lain yang lebih besar atau bahkan masalah psikologis. “Untuk membantu orang tua mengoptimalkan tumbuh kembang anak, kami menghadirkan Morinaga Morigro dengan berbagai kelebihan yang bisa jadi solusi jika anak memiliki masalah makan. Upaya pertama yang harus dilakukan adalah mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai usianya sesuai pedoman IDAI dan memulai pola makan yang sehat. Untuk itu, Morinaga Morigro berusaha meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi. Jika pencernaan bekerja dengan baik, akan berdampak meningkatkan nafsu makan,” tutur Junita.

Kesulitan makan (feeding difficulties) adalah istilah umum yang mencakup semua masalah makan, terlepas dari etiologi (penyebab atau sumber suatu penyakit atau kelainan), tingkat keparahan, atau konsekuensinya. Ini mencakup semua masalah yang memengaruhi proses pemberian makanan kepada anak. Kesulitan makan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama seperti yang disarankan oleh Kerzner, et. al: (1) nafsu makan terbatas, (2) asupan selektif, dan (3) takut makan. Semua kategori ini memiliki subtipe, termasuk masalah makan yang salah persepsi, serta kesulitan makan organik dan nonorganik.

Studi global menunjukkan bahwa anak yang mengalami gangguan nafsu makan berkisar antara 14% hingga 50% pada anak prasekolah, dan dari 7% hingga 27% pada anak yang lebih besar. Sementara di Indonesia sendiri, hasil studi kepada Ibu di Jabodetabek dan Medan yang memiliki anak usia 1-6 tahun, menunjukkan bahwa 55% orang tua di Indonesia menyatakan anaknya memiliki masalah nafsu makan.

Di acara yang sama, dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals menyatakan masalah makan (feeding difficulties) sendiri memiliki bentuk, jenis, dan gejala yang bermacam-macam. ”Misalnya ada anak seperti anak tidak/kurang nafsu makan, anak yang pilih-pilih jenis makan, dan anak yang maunya jenis makanan tertentu (picky eaters), anak yang tidak mau makan sama sekali atau makannya sedikit, anak yang tidak bisa menelan makanan karena berbagai sebab. Penyebab masalah makan sendiri disebutkan memang paling banyak karena faktor psikologis, pola asuh, ataupun karena makanan itu sendiri. Hal ini tidak bisa diabaikan begitu saja tetapi harus diperhatikan red flags karena gangguan organik seperti anak sakit, demam, gusi bengkak, sakit menelan, mual muntah, dan gangguan saluran cerna serta penyakit lain seperti gangguan motorik dan sensorik di area mulut sampai ke pencernaan. Tentu, masalah makan ini harus diatasi dengan mengobati masalah organisnya, psikologis, dan nutrisinya agar tumbuh kembang anak bisa optimal,” papar dr. Muliaman Mansyur.

Dari perspektif gastrohepatologi, picky eating bisa jadi disebabkan gangguan pada pencernaan sehingga memengaruhi nafsu makan anak dan rutinitas makan sehari-hari. Beberapa gangguan pencernaan yang menyebabkan ketidaknyamanan anak saat makan dan membuat anak enggan makan yakni diare, muntah, sakit perut, demam, gastroesophageal reflux disease (GERD), intoleransi laktosa, atau gangguan gastrointestinal lainnya. Selain memengaruhi nafsu makan anak, gangguan-gangguan tersebut juga dapat membuat kesan tidak menyenangkan pada anak sehingga anak memiliki rasa takut ketika makan.

Masalah makan pada anak juga menarik perhatian Vera Itabiliana S. Psi, M. Psi, Psikolog Anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia. Menurutnya, beberapa faktor psikologis bisa mengubah nafsu makan anak. “Praktik orang tua dalam memberi makan, orang tua yang juga memiliki feeding difficulties, atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berkontribusi pada kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eaters). Lalu pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah feeding difficulties. Makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajar sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan. Lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga, dapat memengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak,” ungkap Vera Itabiliana.

Vera Itabiliana lalu menambahkan jika anak memiliki pengalaman negatif dengan makanan tertentu, mereka mungkin tidak menyukai makanan itu dan ragu mencobanya lagi. Faktor emosional lain, seperti stress, perubahan rutinitas, atau kecemasan juga bisa memengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru, yang berujung memicu anak susah makan.

Besarnya dampak feeding difficulties, mendorong Morinaga Morigro, susu formula untuk anak usia 1 tahun ke atas untuk berusaha memenuhi kebutuhan utama anak di masa pertumbuhan, sambil berupaya mengatasi penyebab perilaku picky eating tersebut. Dengan formula GROMAX yang diperkaya minyak ikan, Probiotik BB536 dan serat FOS dan tinggi kalsium, Morinaga Morigro membantu mengoptimalkan nutrisi, sehingga anak akan makan lahap dan tumbuh maksimal. Kandungan minyak ikan pada formula GROMAX dapat membantu anak bisa mencapai berat dan tinggi badan ideal, serta berfungsi sebagai booster nafsu makan. Probiotik BB536 dan Prebiotik serat FOS untuk menjaga imunitasnya, serta tinggi vitamin A, C, E dan Zinc. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, Morinaga Morigro juga dilengkapi kandungan tinggi kalsium, Vitamin D, 14 vitamin dan 9 mineral.

Minyak ikan adalah sumber yang kaya akan asam lemak omega-3, terutama asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA). Manfaatnya meningkatkan kesehatan pencernaan. Asam lemak omega-3 akan membantu meningkatkan fungsi pencernaan dan penyerapan nutrisi. Selain itu, mengurangi peradangan: sifat anti inflamasi yang kuat, terutama karena kandungan asam lemak omega-3, seperti EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic), sehingga jika anak mengalami peradangan yang membuat malas makan, bisa segera diatasi juga. Selanjutnya, meningkatkan kesehatan mental: menjaga kesehatan otak dan fungsi mental yang optimal, serta meningkatkan status nutrisi karena mengandung sejumlah nutrisi penting, termasuk vitamin D dan vitamin A. Oleh karena itu, minyak ikan menjadi salah satu komponen terpenting Morinaga Morigro.

“Morinaga Morigro, terbuat dari bahan pilihan, dirancang untuk mengatasi salah satu tantangan utama yang sering dialami orang tua yang berjuang mendorong nafsu makan anak yang sehat dan menghadapi kesulitan memenuhi nutrisi saat anak berada di fase susah makan di Indonesia. Dengan keunggulannya, Morinaga Morigro memberikan solusi untuk bantu orang tua mengatasi masalah anak susah makan,” jelas Junita.

Peran orang tua sangat penting untuk membuat anak lahap makan. Hal ini bisa dilakukan dengan langkah-langkah, seperti memprioritaskan aspek tumbuh kembangnya, membuat jadwal makan bersama secara teratur dan menyajikannya dengan berbagai menu masakan, menstimulasi perilaku makan positif, dan mendorong anak mencoba makanan baru, tanpa memaksanya terlalu keras, tetap tenang dan hindari menyalahkan atau mengkritik anak karena kesulitan makan.

“Jadi jika anak mengalami masalah susah makan, orang tua tidak perlu panik. Prioritaskan solusi yang paling penting dulu untuk mengatasi masalahnya dengan mencapai dan mempertahankan berat badan dan melatih pola makan yang sehat untuk anak. Untuk menjadikan anak lahap makan, memang orang tua perlu bersikap ekstra bijak dan memahami kebutuhan anak, baik fisik maupun psikis. Morinaga Morigro akan menjadi sahabat bagi setiap orang tua saat berusaha mengatasi permasalahan ini,” tutup Junita.