Gerakan Mudah Selama 30 Menit untuk Olahraga Lansia
Para lansia perlu untuk menjaga gaya hidup sehat setiap harinya. Hal ini bisa dilakukan dengan tetap aktif bergerak melakukan olahraga untuk lansia yang tepat.
Berolahraga sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit termasuk di dalamnya mencegah terjadinya sarkopenia, yaitu suatu kondisi berkurangnya massa otot sekaligus menurunnya fungsi kerja otot akibat proses penuaan.
Di usia yang senja, lansia perlu panduan berolahraga yang tepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Berikut panduan olahraga untuk lansia dengan mengusung konsep FITT yaitu Frequency, Intensity, Time, dan Type sehingga lansia dapat berolahraga dengan aman.
Frequency
Meningkatkan kebugaran tubuh lansia diperlukan frekuensi olahraga yang dilakukan minimal tiga kali dalam seminggu dan dilakukan secara bertahap.
Untuk menentukan frekuensi aktivitas yang lebih aman dan tepat, lansia bisa melakukan konsultasi dengan dokter sehingga bisa mendapatkan frekuensi program latihan yang optimal dan sesuai dengan kondisi tubuh.
Intensity
Intensitas dalam olahraga dibagi menjadi tiga, yakni intensitas rendah, sedang, dan berat. Jika baru memulai untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin, disarankan untuk memilih aktivitas fisik dengan intensitas rendah terlebih dahulu kemudian perlahan bertahap ke intensitas sedang.
Olahraga untuk lansia berintensitas rendah misalnya adalah jalan santai dan peregangan. Adapun olahraga intensitas sedang adalah latihan aerobik, seperti jalan cepat, jogging, bersepeda, yoga, pilates, hingga senam.
Lansia tidak disarankan melakukan aktivitas intensitas berat, seperti mendaki gunung, berlari, angkat beban terlalu berat, dan high intensity interval training (HIIT) agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti cedera.
Jika sudah terbiasa, lansia disarankan melakukan olahraga intensitas sedang karena bisa memberikan manfaat lebih daripada olahraga dengan intensitas rendah.
Time
WHO menyarankan waktu olahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang, atau 75 menit dalam seminggu untuk intensitas berat.
Jumlah tersebut dapat dipecah, misalnya, jika lansia melakukan latihan aerobik intensitas sedang selama 30 menit per hari, jumlah durasi bisa dibagi kembali seperti 15 menit dilakukan di pagi hari dan 15 menit di sore hari.
Yang terpenting, target 150 menit per minggu atau 75 menit per minggu harus tercapai.
Type
Jenis atau tipe olahraga untuk lansia yang bisa dipilih di antaranya latihan kardio, latihan kekuatan massa otot, latihan keseimbangan, dan latihan fleksibilitas.
Latihan kardio yang bisa dicoba untuk lansia di antaranya yaitu jalan cepat (brisk walking), jogging, hingga gerakan sederhana seperti chair marching dan gerakan tinju ke atas atau ke depan.
Selain itu, lansia juga dapat mencoba latihan keseimbangan, seperti knee lifts dan beberapa gerakan yoga, seperti chair pose, mountain pose, dan tree pose. Satu set gerakan dapat dilakukan dalam repetisi 10 hingga 15 kali.
Sementara itu, untuk menjaga kekuatan massa otot lansia bisa melakukan squat dengan kursi (chair squat), push-up bertumpu pada tembok (wall push up), hingga latihan angkat beban ringan menggunakan dumbbell atau tumbler air minum.
Lansia juga dapat melakukan latihan fleksibilitas, yakni yang dapat menggerakan banyak otot dan memperlentur badan. Lansia juga dapat melakukan berbagai gerakan stretching, yoga, tai chi, menari, hingga berenang untuk melatih fleksibilitas tubuh.
Agar kebugaran tubuh lebih maksimal, Anda bisa imbangi aktivitas fisik dengan mengonsumsi nutrisi yang sesuai kebutuhan lansia yaitu Entrasol Platinum.
Entrasol Platinum adalah susu tinggi protein dengan ekstrak buah zaitun yang diformulasikan khusus dengan Pro-Fit Advance Formula untuk membantu lansia agar tetap aktif dan fit
Formula tersebut sangat cocok bagi lansia karena dilengkapi juga dengan OMEGA 3 6, serat, vitamin D, kalsium, 11 vitamin dan 8 mineral, serta rendah laktosa. Dan juga lebih rendah gula sehingga bermanfaat bagi lansia.