Bayi Lahir Stunting, Ketahui Sebab dan Pencegahannya
Berdasarkan data statistik Pemantauan Status Gizi 2017, di Indonesia balita yang lahir sunting masih menyentuh angka yang tinggi, yaitu 29.6% jauh melebihi batas WHO, yakni 20%. Salah satu dari banyak penyebab bayi lahir sunting adalah tidak cukupnya nutrisi ketika ibu hamil.
Namun sayangnya, masih banyak orangtua yang berpikir bahwa tubuh anak pendek diakibatkan karena faktor genetik sehingga mereka tidak melakukan pencegahan sedari kecil.
Stunting sendiri merupakan pertumbuhan yang tidak optimal pada tubuh dan otak anak sehingga membuat tubuhnya lebih pendek dari anak normal sesusianya. Kemudian terjadinya keterlambatan berpikir akibat kekurangan gizi sejak bayi berada dalam kandungan.
Lalu, apa saja faktor-faktor yang menyebabkan bayi stunting?
Tidak mendapatkan ASI eksklusif
ASI merupakan sumber gizi terbaik yang memiliki protein tinggi. Tidak hanya itu, ASI juga memiliki immunoglobulin sehingga meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit.
Maka dari itu, berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi yang diberikan ASI dipastikan berat badannya meningkat tiga kali lipat namun tetap menyesuaikan tubuh bayi itu sendiri.
Kemudian, kadar lemak yang berada dalam kandungan ASI dapat mendukung pertumbuhan otak semasa bayi dan akan terus berkembang hingga umur balita.
Lingkungan yang tidak bersih
Professor of International Nutrition dari London Prof Andrew Prentice mengatakan, dampak air kotor yang kita gunakan untuk mencuci makanan bayi dapat berdampak bagi kesehatan.
Berbagai penyakit infeksi seperti diare dan cacingan, bisa menular ke tubuh si kecil dan mengancam tingkatan gizi anak.
Kurangnya nutrisi makro dan mikro
Ketika sedang hamil, ibu membutuhkan asupan terbaik agar janin bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Mengingat besarnya peran nutrisi mikro dan makro pada ibu hamil, pemenuhan asupan ini bisa bermanfaat untuk mencegah terjadinya stunting.
Lalu, apa itu nutrisi mikro dan makro?
Nutrisi mikro berperan besar dalam membentuk sel dan organ janin atau bayi, nutrisi makro dibutuhkan oleh ibu hamil untuk menunjang pertumbuhan janin atau bayi.
Berikut penjelasan tentang perbedaan nutrisi makro dan mikro:
Kebutuhan nutrisi makro
Nutrisi makro dibutuhkan dalam jumlah besar oleh ibu hamil, karena nutrisi ini berfungsi untuk memberikan tenaga secara langsung.
Beberapa kandungan gizi yang termasuk ke dalam nutrisi makro adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Untuk karbohidrat, bisa Anda temukan pada roti, pasta, nasi, dan sereal.
Sedangkan untuk mendapatkan protein, bunda bisa coba mengkonsumsi kacang almond. Selain tinggi protein, almond juga bisa membantu proses pembentukan otot pada janin. Jika Anda mencari sumber lemak terbaik untuk bayi, konsumsilah daging sapi yang dapat meningkatkan sistem imun tubuh.
Kebutuhan nutrisi mikro
Sebenerarnya nutrisi mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Namun meski begitu, berbagai gizi yang termasuk ke dalam nutrisi ibu hamil ini dapat menunjang pertumbuhan janin. Beberapa asupan yang termasuk ke dalam nutrisi ini adalah vitamin dan mineral.
Dilansir dari Klik Dokter, berikut kebutuhan nutrisi mikro yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil:
- Kalsium
- Asam folat
- Zat besi
- Vitamin A
- Vitamin C
- Vitamin B12
Kalsium dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, selanjutnya asam folat berfungsi untuk mencegah si kecil cacat tabung saraf. Kemudian ibu hamil juga membutuhkan vitamin B12 karena dapat membantu pembentukan saraf pusat dan sel darah merah.
Agar Anda tidak kesulitan memenuhi seluruh nutrisi ibu hamil di atas, baiknya Anda mengkonsumsi susu khusus kehamilan PRENAGEN yang menyajikan berbagai jenis nutrisi mikro dan makro dalam satu sajian.
Selain mengandung nutrisi makro seperti protein, susu ini juga kaya akan nutrisi mikro seperti asam folat, vitamin D, DHA, inulin, zat besi, dan kalsium. Selain nutrisinya lengkap, komposisi yang ada dalam susu PRENAGEN juga seimbang sesuai tahapan kehamilan.
Pada PRENAGEN mommy misalnya, mengandung Omega 3 dan 6 sehingga mampu menunjang perkembangan otak janin sejak dari dalam kandungan.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi makro dan mikro selama kehamilan tak hanya bermanfaat pada bayi di kandungan, tapi juga menghindarkan anak dari stunting.